Dalam kehidupanku, ada tiga kota yang sangat dominan menjadi bagian dari diriku yakni Klaten, Jakarta dan Bandung. Klaten merupakan kota kecil di Jawa Tengah yang lokasinya antara Jogjakarta dan Surakarta (Solo), dimana aku pertama kali menatap langit dunia, menikmati masa-masa kecilku, melewati pendidikan dari SD, SMP, dan SMA. Meskipun saat ini aku sudah menjadi penduduk Jakarta, tepatnya sejak akhir Oktober 1997, namun kota tempat kelahiranku tidak bisa hilang dari jiwaku, bahkan semakin membuatku rindu untuk selalu kembali pulang kampung. Oleh karena itu setiap bulan sekali aku sempatkan balik ke Klaten untuk sekedar melepaskan rindu dengan keluarga serta suasana kota kecil yang sepertinya semakin lamban berjalan di tengah hiruk pikuknya perubahan pembangunan di tengah-tengah kota sekitarnya. Selain Klaten tentu saja Solo juga menjadi salah satu kota yang mengisi ruang batinku karena selama 6 tahun aku menempuh pendidikan di kota itu hingga aku menjadi sekarang ini.
Jakarta dengan segala dinamikanya, baik yang menyenangkan maupun yang membikin gerah batin, namun kota ini telah menjadi bagian dari hidupku karena di sinilah selama 11 tahun ini aku mencari nafkah. Segala suka duka, senang susah selama bergelut mempertahankan roda kehidupan sebagai perantau di Ibukota Republik Indonesia ini menjadikan jiwaku menyatu dengan kota metropolitan ini, meski sebelumnya tidak pernah membayangkan sama sekali ingin kerja di Jakarta. Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki Jakarta ternyata mampu membuatku kangen terhadap kota ini, secara kalo lagi pulang kampung kelamaan dah pengen aja balik Jakarta. Auramu selalu membuatku "Ke Jakarta aku kan kembali......". Tapi sampai kapan aku akan tinggal di Jakarta atau kalau ditanya apakah selamanya akan tinggal di Jakarta, aku hanya bisa menjawab sepertinya suatu saat aku akan meninggalkanmu.
Gimana dengan Bandung? Entah kenapa dari dulu--hanya sekedar tahu dari buku-buku pelajaran sekolah-- aku sudah menyukai kota Parahyangan ini. Ada nuansa tersendiri yang dipancarkan kota di kawasan Pasundan ini yang membuatku selalu ingin menyatu dengan alamnya. Tradisional dan modern menjadi satu, urban dan pedesaan masih berbaur, menjadikan Bandung terkesan unik dan lain dari yang lain. Sudah hampir 5 tahun ini aku selalu ke Bandung, meskipun tidak terlalu sering namun setidaknya sekali dalam sebulan selalu menyempatkan diri menikmati suasana Paris van Java ini. Kini kota ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam perjalanan hidupku, apalagi disini pula ku temukan pelabuhan hati. Cerita tentang perjalanan, pengalaman ataupun sekedar hal-hal kecil tentang Qta di tiga kota itu akan ditulis di bagian tersendiri.