"sayang lagi apa n dimana? Q kesepian...,". sepenggal kalimat pendek meluncur ke telepon genggamku pada malam pungkasan tahun 2008. Pesan pendek dari kekasihku yang menyuarakan kegelisahannya di tengah keramaian warga yang tengah hiruk pikuk merayakan pergantian tahun. aku seperti ditohok dari dalam, aku bisa merasakan apa yang dia rasakan. karena akupun merasakan hal yang sama saat ini. aku juga kesepian.
setelah empat kali melalui pergantian tahun berdua, tahun ini aku dan dia memutuskan untuk menyabut tahun baru secara terpisah, sendiri-sendiri. Entah karena baru saja mengalami kejadian yang agak mengganggu hubungan kami atau karena baru tiga hari yang lalu dia ke jakarta untuk menemuiku sehingga tak mungkin untuk meninggalkan rumahnya lagi, tapi akhirnya kami memang harus menerima kenyataan untuk merayakan datangnya 2009 dengan terpisah.
Yah..aku dan dia memang tinggal tidak satu kota. jarak mengharuskan kami untuk hidup sendiri-sendiri meskipun kami sudah terikat dalam sebuah kesepakatan. kesepatakan untuk menjalani kehidupan bersama meskipun hanya sebulan sekali melewatkan kebersamaan itu berdua, selebihnya aku tinggal di kotaku jakarta dan dia tinggal di Bandung kotanya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00, tinggal tiga jam lagi tahun ini terlewati. aku masih asyik di depan komputer. meskipun besuk tanggal merah namun aku masih di kantor. kerjaan emang mengharuskan aku tidak libur. Meskipun demikian pikiranku sedang tidak di kerjaan tapi ke saat-saat melewati pergantian tahun bersama dirinya selama empat tahun ini. aku membuka lembar-lembar kenangan dalam buku harian elektronikku. catatan-catatan ketika melalui pergantian tahun dengan dirinya mulai aku baca. tahun 2004 untuk pertama kalinya aku dan dia merayakan penyambutan tahun baru. saat itu memang kami baru memulai menjalani hubungan ini. Yah mungkin bisa dibilang masih pengantin baru....hee..hee..hee. Dia pergi ke kotaku untuk melewatkan malam pergantian tahun. sayangnya pada saat itu Indonesia baru saja ditimpa musibah besar. lima hari menjelang pergantian tahun, tepatnya 26 desember 2004 Aceh diguncang gempa bumi dan dilanda tsunami yang menelan korban jiwa hampir 200 ribu orang, rumah-rumah hancur, sehingga tahun itu merupakan tahun berduka bagi bangsa Indonesia. pemerintah memutuskan tidak ada perayaan tahun baru sebagai rasa solidaritas sekaligus keprihatinan terhadap musibah yang dialami masyarakat aceh. tahun baru yang biasanya meriah dengan pesta kembang api, panggung hiburan dan pekikan terompet warga yang berhamburan di jalanan, kini dilalui dengan suasana sepi. meskipun masih ada warga yang berkeliling dengan motor di kota namun tidak menimbulkan kemacetan maupun hura-hura. akhirnya aku dan dia hanya menghabiskan waktu dengan nongkrong di atas motor bergabung dengan warga lain yang menghabiskan tahun baru di Monas. mungkin tidak meriah namun itu lebih baik dan semakin mendekatkan kami, yang masih seumur jagung menjalani hubungan ini.
malam semakin larut, suasana semakin meriah di luar. aku membalik-balik lagi diary untuk mengenang malam tahun baru yang sudah kami jalani. malam pergantian tahun 2005 ke 2006 pemerintah sudah mengijinkan adanya perayaan tahun baru. suasana berkabung atas tragedi aceh sudah terlewati dan masyarakat kembali merayakan penyambutan tahun baru dengan pesta kembang api, konser musik maupun keliling kota serta membunyikan teropet-terompetnya.
setelah berkeliling kota akhirnya aku memutuskan untuk melewatkan tahun baru di ancol coz di sana ada pesta kembang api. setiap tahun memang kawasan wisata pantai di jakarta itu selalu digunakan untuk menggelar pesta kembang api. masuk ke ancol wuih....jalanan sudah berjejal dengan sepeda motor yang semuanya tujuannya sama, ke ancol. jam 10 berhasil masuk ancol, hampir 2 jam di jalanan, namun bukan berarti lepas dari persoalan, karena untuk menuju panggung kembang api pun tak segampang yang dibayangkan. ribuan motor sudah berjejalan di arena pantai karnival hingga akhirnya kami memilih untuk berdiri di sebuah taman, meskipun jauh dari panggung kembang api.
Tepat pukul 00.00 wib kembang api mulai menyala satu per satu, sambutan pengunjung luar biasa, tepukan dan sorakan membahana mengiringi setiap luncuran kembang api maupun ledakan di angkasa yang memunculkan bunga api berwarna-warni.
Hampir pukul 02.00 prosesi pesta kembang api berlangsung. penat namun puas melihat bunga api berwarna-warni di lautan malam. tapi ketika ingin pulang, para pengunjung pun juga berebutan untuk pulang, hingga jalanan di dalam ancol bener-bener macet. akhirnya lebih baik menunda kepulangan hingga hampir jam lima pagi tempat wisata itu baru longgar dan kami bisa pulang dengan rasa kantuk dan capek yang merayapi badan.
Tahun 2006 kami melewati pergantian tahun kembali menyaksikan pesta kembang api, namun kali ini tidak di monas ataupun di ancol lagi. kami melihat bunga-bunga api nan warna-warni itu dari atap gedung kantorku. Yah....meskipun hanya dari kejauhan namun masih bisa terasakan keindahannya. angin malam yang menerpa diatas ketinggian 20 lantai justru menambah kesahduan memasuki tahun 2007 berdua .
Hujan dari sore mewarnai berlalunya tahun 2007. Masyarakat jakarta yang berharap bisa melewatkan tahun baru dengan pesta kembang api hanya bisa menunggu di pinggi-pinggir jalan dengan menahan hawa dingin dan guyuran hujan. saat itu memang ada pesta kembang api besar-besaran karena tahun 2008 dipandang sebagai tahun istimewa. di pelataran taman Monas sudah disiapkan kembang api maupun panggung, terlebih lagi itu tahun pertama fauzi bowo menjadi gubernur dki, mungkin juga ini sebagai pesta kemenangannya.
keinginan untuk melihat kembang api tak menyurutkan kami menerobos hujan dan kemacetan. terjebak kemacetan dan hujan di tanah abang. akhirnya sampai juga ke Monas dan segera menuju ke panggung tempat pesta kembang api akan dilangsungkan.
Di bawah guyuran hujan, kembang-kembang api tetap diluncurkan, pekikan kegembiraan pengunjung menandakan tahun 2007 sudah dilewati dan memasuki 2008. kami gembira bisa menyaksikan langsung bahkan berdiri tepat di bawah runtuhan-runtuhan bunga-bunga api dari angkasa. Kegembiraan terpancar dari raut wajah kekasihku. Berdiri tepat di bawah pancaran kembang api adalah moment yang selalu dia impi-impikan dan saat ini dia bisa mengalaminya sendiri. rintik hujan yang membasahi tubuhnya tak dihiraukan, dingin malam yang menusuk tulang tak dirasakannya karena bunga-bunga cahaya di angkasa telah menghangatkan batinnya.
"Meskipun di tahun 2008 hidup qta tak seindah kembang api, hubungan kita tak seindah pelangi namun kita sambut 2009 dengan optimis dan penuh keyakinan. semoga hidup dan hubungan kita menjadi lebih baik lagi,". sebuah sms masuk ke HP ku menyadarkanku tahun 2008 sudah terlewati. aku segera berlari untuk melihat suasana luar. yah dari atas gedung kantorku kembali aku melihat warna-warni kembang api bermuncratan di langit hitam jakarta. namun kali ini aku sendirian. seperti ketika aku menyaksikannya lima tahun yang lalu. beberapa temen kantor membawa pasangannya terlihat ceria seperti terangnya bunga-bunga api yang berpendaran di angkasa malam. "sayang happy new year 2009. ton amour!." kembali sms masuk dari kekasihku yang ada di sana. Angin dingin membelai diriku yang sendirian menatap layar angkasa yang dipenuhi binar-binar kembang api diantara bayangan dirinya yang terasa mendekapku.